'BANDA: THE DARK FORGOTTEN TRAIL' Hadir Dalam Format Dokumenter
Diperbarui: Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Jay Subiakto kembali lagi dengan karya terbarunya. Berjudul BANDA: THE DARK FORGOTTEN TRAIL, sutradara nyentrik yang satu ini mencoba sesuatu yang baru, yaitu membuat film dokumenter.
Ide awal dari film ini hadir dari Lala Timothy, produser film BANDA: THE DARK FORGOTTEN TRAIL ini. Pada saat itu, dirinya bersama sang suami pergi ke pameran tentang jalur rempah, dan mendapati fakta jika jalur rempah tersebut rupanya adalah cikal bakal dari jalur sutra.
"Ide pertama lahir pas saya dan suami datang ke sebuah pameran tentang jalur rempah. Di situ dikatakan bahwa jalur rempah ini cikal bakal dari jalur sutra. Tercetuslah ide bahwa ini adalah sejarah penting yang masih gelap, masih banyak orang-orang Indonesia yang masih nggak paham dengan cerita ini," ungkapnya.
Advertisement

"Akhirnya kita memutuskan untuk bikin film. Karena sedemikian banyak sejarah yang harus diceritakan dalam film tersebut, kita memutuskan untuk menghadirkan film dalam bentuk dokumenter," tambahnya.
Jay Subiakto sendiri mengatakan jika unsur penting dalam film dokumenter ini adalah data yang akurat. Belum lagi harus mewawancarai narasumber yang mempunyai pengetahuan tentang sejarah Banda.
"Dokumenter yang penting, yang pertama semua datanya harus akurat. Terus juga harus mewawancarai narasumber yang emang punya pengetahuan, seperti sejarawan, saksi hidup, juga masyarakat disana," tutupnya.
Simak Berita Lainnya:
(Kondisi Fahmi Bo makin mengkhawatirkan, kini kakinya mengalami sebuah masalah hingga tak bisa digerakkan.)
(kpl/frs)
Sanjaya Ferryanto
Advertisement
BERITA TERKAIT
-
Aryo Wahab Monolog 10 Menit di Tukar Takdir, Marsha Timothy Ketawa-Ketawa Terus
-
Vadel Badjideh Ajukan Banding, Kuasa Hukum Ungkap Fakta Persidangan Seputar 4b0r51 Yang Dilakukan LM
-
Awkward Day One Syuting: Kevin Ardilova & Mika Tambayong Curhat Serunya
-
-
-
EKSKLUSIF GOVINDA: Ungkap Pengalaman Rekaman Di Abbey Road Hingga Bongkar Arti 'Karya Seni Favorit'
-
-
Memerankan Rangga dan Cinta, El dan Leya Seperti Bermain Sebagai Dirinya Sendiri?