Kapanlagi.com - Jaman telah berubah, kini era digital telah datang dan secara perlahan-lahan menggantikan era analog. Lantas, bagaimana sih pendapat Young Lex mengenai Indonesia di era digital ini?

"Kalau ngomongin masalah social media, ini udah nggak bisa diremehin lagi. Namanya social things, dari dulu cuma satu, kita ketemuan, bercanda dan lain-lain. Ketika ada social media, berarti ada social yang baru, berarti ada pula penyakit social media. Contoh seperti fake account, hate for no reason, ngebenci konten positif," ungkapnya.

"Menurut gue ini nggak boleh didiemin aja. Karena ini penyakit, luka yang kecil, 5-10 tahun lagi bakal jadi luka yang besar. Kenapa gue ngomong gitu, karena banyak pengguna social media anak kecil," tambahnya.

Young Lex & Ria Ricis © Kapanlagi/Muhammad Akrom Sukarya

Lex pun mengaku jika dirinya pernah manggung di Asmat, papua. Disana, dirinya mendapati fakta bahwa terdapat perbedaan yang sangat besar jika dibandingkan di pulau Jawa.

"Gue pernah manggung di Asmat, di Papua paling ujung. Karena tanahnya tanah lumpur, jadi gue selama disana nggak pernah nginjek tanah, karena gue nginjek papan kayu. Satu hal yang mereka keluhin: Sinyal. Kalau mereka mau internetan, mereka harus ada di satu titik, sisanya nggak ada," ujarnya.

"Menurut gue ya, pembangunan Indonesia harus diratain lah, jangan di pulau Jawa aja. Contohnya gini, kita abis rilis film, 'bang, gue bukannya nggak mau nonton film lo di bioskop atau beli original, di tempat gue nggak ada bioskop, jadi gue harus download ilegal', jadi kasian mereka kan," tutupnya.